PROFIL PERIKANAN TANGKAP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

1. GAMBARAN UMUM
Perairan laut Kalimantan Barat merupakan bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara Republik Indonesia 711 yang meliputi Laut Cina Selatan, Laut Natuna dan Selat Karimata, Secara geografis perairan laut Kalimantan Barat terletak pada 02O LU – 03O LS dan 106O BT – 110O BT. Penangkapan ikan di Laut dilakukan oleh seluruh rumah tangga perikanan laut dan perusahaan perikanan yang berdomisili di Kabupaten Ketapang, Sambas, Singkawang, Bengkayang, Kab. Mempawah, Kota Pontianak, Kayong Utara dan Kubu Raya. Areal penangkapan ikan (Fishing ground) yang berada di WPP 7II, memiliki potensi tangkap mencapai ± 1.143.341 ton yang terdiri atas : Pelagis Besar : 198.994 ton, Pelagis Kecil : 395.451 ton, Demersal : 400.517 ton, ikan karang : 24.300 ton, Udang penaeid : 78.005 ton, Lobster : 979 ton, Kepiting : 502 ton, Rajungan : 9.437 ton Cumi-cumi : 35.155 ton. Potensi perikanan tangkap di wilayah ini selain dimanfaatkan oleh nelayan Kalimantan Barat juga dimanfaatkan oleh nelayan dari Provinsi Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah bahkan seringkali nelayan asing yang secara illegal memanfaatkan potensi sumberdaya ikan di wilayah ini.


2. ARMADA PENANGKAPAN IKAN
Armada penangkapan yang digunakan nelayan sebagai sarana penangkapan ikan di Kalimantan Barat bervariasi mulai dari perahu tanpa motor hingga kapal motor yang berukuran lebih dari 30 GT. Dilihat dari jumlahnya, maka armada penangkapan yang dominan dimiliki oleh nelayan Kalimantan Barat adalah kapal motor yang berukuran sampai dengan 5 GT. Dilihat dari jumlah tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sumber daya ikan yang dimanfaatkan sebagian besar oleh nelayan Kalimantan Barat adalah sumberdaya perikanan pantai, sedangkan sumberdaya perikanan laut lepas pantai dan zona ekonomi eksklusif yang berdekatan dengan Kalimantan Barat belum banyak dimanfaatkan oleh Nelayan Kalimantan Barat. Dengan demikian masih terbuka peluang bagi nelayan untuk menambah jumlah armada maupun alat tangkap untuk melakukan penangkapan di daerah lepas pantai dan Zona Ekonomi Ekslusif. Jumlah armada penangkapan di Kalimantan Barat pada tahun 2015 dapat di lihat pada tabel berikut :

Jumlah Armada Penangkapan Ikan di Laut menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Tahun 2015

Ukuran

Jumlah Armada Penangkapan di Laut menurut Jenis di Kalimantan Barat

Kapal

PTK

KRY

MPW

BKY

SKW

SBS

KYU

KTP

Jumlah

PTM Jukung

-

729

-

-

-

-

-

-

729

PTM PP Kecil

186

626

44

102

-

293

-

-

1.251

PTM PP Sedang

96

479

50

94

73

207

367

386

1.752

PTM PP Besar

56

50

-

68

-

116

397

383

1.070

Motor Tempel

70

1.279

606

124

-

202

515

506

3.302

KM < 5 GT

20

902

1.157

278

68

466

778

778

4.447

KM 5 – 10 GT

29

162

85

73

65

393

281

281

1.369

KM 10 – 20 GT

10

19

11

-

25

82

5

111

263

KM 20 – 30 GT

15

5

3

-

1

39

3

2

68

JUMLAH

482

4.251

1.956

739

232

1.798

2.346

2.447

14.251

Sumber : Statistik Perikanan Tangkap Kalbar 2015

Pada dasarnya daya mesin kapal yang digunakan bagi sebuah kapal disesuaikan dengan ukuran kapal dan juga kecepatan kapal yang dikehendaki. Demikian juga halnya dengan mesin-mesin kapal yang digunakan oleh nelayan Kalimantan Barat. Perahu tempel nelayan pada umumnya menggunakan mesin TS 60 dan mesing dong-dong ataupun donfeng 20 PK. Sedangkan kapal motor pada umumnya menggunakan mesin mobil PS 100. Jarang sekali nelayan menggunakan mesin yang khusus untuk laut (marine Engine) karena mesin ini relatif lebih mahal harganya dibandingkan mesin-mesin non marine engine ataupun mesin mobil seperti mesin mobil PS 100 seperti yang telah disebutkan di atas.

3. ALAT PENANGKAPAN IKAN
Jika dilihat dari alat penangkapan ikan yang digunakan nelayan dalam melakukan aktifitas penangkapan ikan di laut, sebagian besar nelayan Kalimantan Barat menggunakan alat tangkap dengan tujuan menangkap ikan demersal. Sasaran tangkap dominan adalah udang, karena udang ini memiliki nilai ekonomi yang relatif lebih tinggi dari pada ikan. Selain itu, udang di Kalimantan Barat tidak mengenal musim, ada sepanjang tahun. Dengan demikian alat yang dominan digunakan adalah jenis alat tangkap udang antara lain adalah trawl, lampara dasar, trammel net dan gillnet dasar.
Untuk menangkap jenis ikan pelagis, nelayan Kalimantan Barat menggunakan gillnet dan mini purse seine. Ikan yang sering ditangkap nelayan dalam jumlah banyak adalah kembung, tetapi ikan ini bersifat musiman.
Sedangkan ikan lain yang juga menjadi target nelayan terutama nelayan dengan skala yang agak besar dengan menggunakan kapal> 10 GT adalah ikan hiu. Alat tangkap yang digunakan adalah gillnet.
Adapun jenis alat penangkap ikan yang sering digunakan oleh nelayan di perairan laut Kalimantan Barat adalah pukat cincin, trawl/lampara dasar, bagan perahu, bagan tancap, bouke ami, jala tebar, jaring insang tetap/liong bun, jaring insang hanyut/jaring oseanik, jaring insang lingkar, jaring insang berlapis/trammel net, bubu, togo, jermal, sero, seser, pancing ulur, pancing cumi, rawai dasar, tonda dan jenis alat tangkap lainnya.

4. PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP

Produksi ikan tangkapan dilaut berfluktuatif dari tahun ke tahun tetapi cenderung untuk meningkat walaupun peningkatannya kecil. Peningkatan tersebut searah dengan perbaikan fasilitas penangkapan misalnya penambahan armada, perubahan alat tangkap dan motorisasi nelayan serta peningkatan mutu sumberdaya dan keahlian nelayan.

Produksi perikanan tangkap di laut Provinsi Kalimantan Barat yang meliputi Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang dan Kota Pontianak dan dapat dilihat pada tabel berikut :

Produksi Penangkapan Ikan di Laut menurut Kabupaten/Kota
di Kalimantan Barat Tahun 2015

Kabupaten/ Kota

Produksi dan Trip Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/kota

Volume (Ton)

Nilai (Rp. 1.000)

Trip

PONTIANAK

2.257,0

55.338.632,00

75.322

KUBU RAYA

11.989,3

208.719.927,50

449.925

MEMPAWAH

2.778,6

42.262.424,50

183.769

BENGKAYANG

8.757,9

296.927.284,70

120.506

SINGKAWANG

2.162,3

34.483.000,00

20.932

SAMBAS

27.073,3

121.764.753,60

142.941

KAYONG UTARA

6.326,3

108.588.048,50

185.532

KETAPANG

67.110,5

1.374.012.862,80

554.191

JUMLAH

128.455,1

2.242.096.933,60

1.733.118

Sumber : Statistik Perikanan Tangkap Kalbar 2015

5. SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana perikanan ada sejak era sebelum otonomi daerah. Pasca otonomi daerah direhabilitasi bagi yang telah ada dan dibangun oleh pemerintah daerah masing-masing maupun pemerintah pusat. Sarana dan prasarana yang ada meliputi :

A. Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan perikanan yang ada di Kalimantan Barat ada yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan adapula yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi. Ada dua tipe pelabuhan perikanan yang ada di Kalbar yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara dan Pelabuhan Perikanan Pantai. Adapaun pelabuhan perikanan yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu PPN Pemangkat dan PPP Teluk Batang. Sedangkan PP Provinsi Kalimantan Barat di Sungai Rengas dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat.

B. Pangkalan Pendaratan Ikan dan Sentra Nelayan
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Sentra merupakan pelabuhan perikanan dengan tipe yang lebih kecil. PPI yang di Kalimantan Barat dikelola oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota. PPI tersebut merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kabupaten/ Kota yang akan dikembangkan sebagai pelabuhan perikanan yang lebih besar.

6. PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN UMUM DARATAN (PUD)
Sumberdaya Perairan Umum Sumberdaya Perairan Umum di Kalimantan Barat, meliputi sungai, danau, rawa yang tersebar di semua Kabupaten/Kota yang jumlahnya cukup banyak, sehingga Kalimantan Barat mendapat julukan Provinsi “seribu sungai“, dimana memiliki ratusan sungai yang aman dilayari. Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia yang mencapai 1.086 Km yang mana sepanjang 942 Km-nya dapat dilayari, sungai ini melalui beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Sanggau dan Kota Pontianak.
Selain tiga Kabupaten yang dilalui Sungai Kapuas, Kabupaten lainnya juga secara umum yang memiliki sungai relatif panjang dan lebar. Kabupaten Sintang dengan Sungai Melawinya dimana panjangnya sekitar 471 Km, Kabupaten Sambas dengan sungai Sambas-nya 233 Km, Kabupaten
Ketapang dengan Sungai Pawan dengan panjang 197 Km, Sungai Kendawangan (128 km), Kabupaten Sanggau dengan Sungai Sekayam (221 Km) dan Kabupaten Pontianak dengan sungai Landak dengan panjang 178 Km serta masih banyak sungai lainnya yang melalui beberapa Kabupaten di Provinsi ini. Untuk danau jumlahnya cukup banyak, yang tersebar di beberapa Kabupaten dan danau yang memiliki luas cukup berarti terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu Danau Sentarum ( sekitar 117.500 Ha) dan Danau Luar sekitar 5.400 Ha. Kedua danau ini mempunyai potensi yang baik sebagai objek wisata.
Sejauh ini, perikanan tangkap di perairan umum di Kalimantan Barat juga berperan sebagai sumber mata pencaharian (livelihood). Selain itu, perairan umum daratan juga memiliki peran dalam menjaga kelangsungan suplai protein hewani bagi masyarakat lokal (food security) dan bahan baku industri kecil pengolahan perikanan. Dalam kerangka pembangunan ekonomi daerah, peran perairan umum daratan juga penting sebagai sumber pendapatan daerah.
Beberapa ikan ekonomis penting yang terdapat di PUD dan manjadi target tangkapan nelayan antara lain Arowana (Scleropages formosus), Gabus (Ophiocephalus striatus), Jelawat (Leptobarbus hoeveni Blkr), Toman (Channa micropeltes), Belida (Notopterus chitala), Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr), Tambakan (Helostoma temminckii), Lais (Kryptopterus sp), Patin (Pangasius pangasius), Baung (Mystus nemurus), Tapah (Wallago leeri), Cat Fish, Botia (Botia macracanthus) dan lain-lain.